top of page

Kenalan dengan Rasio Keuangan dan Jenisnya di Saham Global, Yuk!

  • nanovest
  • 28 Jun 2022
  • 3 menit membaca

ree

Salah satu cara berinvestasi saham jangka panjang adalah menganalisa rasio keuangan. Di bursa saham global, ada begitu banyak saham dan dari jumlah tersebut juga masih banyak saham-saham yang layak untuk diinvestasikan dalam jangka panjang. Namun, analisis laporan keuangan sebagai bagian dari analisis fundamental, bukanlah persoalan sepele. Itu sebab, kita perlu mengetahui rasio keuangan suatu perusahaan di bursa saham global untuk memilih saham yang akan dibeli.


Namun, sudah tahukah kamu apa itu rasio keuangan? Pengertian rasio keuangan adalah salah satu metode analisa keuangan yang digunakan sebagai indikator penilaian perkembangan perusahaan. Caranya dengan mengambil data dari laporan keuangan selama periode akuntansi, sehingga dapat diketahui kinerja maksimum keuangan perusahaan.


Rasio ini seringkali digunakan oleh manajemen perusahaan untuk memutuskan kebijakan-kebijakan yang akan diberlakukan oleh perusahaan tersebut, terhadap penyelamatan aset perusahaan. Sehingga tidak salah langkah dalam mengambil keputusan. Ternyata, ada enam jenis rasio keuangan yang perlu kita analisis untuk melihat kesehatan keuangan dalam analisis fundamental. Berikut ulasannya!


1. Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) adalah laba perusahaan yang dibagi per lembar saham. Semakin meningkat nilai EPS dari tahun ke tahun, maka perusahaan tersebut semakin baik karena laba perusahaan meningkat, serta perusahaan dapat dikatakan bertumbuh. Misalnya nilai EPS saham A di bursa Nasdaq adalah US$18, maka saham tersebut menghasilkan laba sebesar US$18 per lembar sahamnya. Jadi, semakin besar EPS suatu saham, berarti laba yang bakal dicetak juga semakin besar.


2. Price to Earning Ratio (PER)

Price to Earning Ratio disingkat dengan PER adalah rasio yang menggambarkan harga saham suatu perusahaan dibandingkan dengan keuntungan atau laba yang dihasilkan perusahaan tersebut (EPS). Analisa PER suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara membandingkan PER dalam industri sejenis. Jika PER lebih kecil dari rata-rata emiten lainnya dalam industri sejenis, maka harga perusahaan dianggap relatif lebih murah. Saham dengan PER yang rendah banyak diminati oleh investor.


3. Price to Book Value (PBV)

Price to Book Value disingkat dengan PBV adalah rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan. PBV digunakan untuk melihat seberapa besar kelipatan dari nilai pasar saham perusahaan dengan nilai bukunya. Misalkan PBV sebesar 2 kali, artinya harga saham sudah sebesar dua kali lipat dibandingkan kekayaan bersih suatu perusahaan. Dengan kata lain, harga saham tersebut 2 kali lipat lebih mahal dari modal bersihnya. PBV rendah sering dijadikan indikator mencari saham yang murah atau undervalued. Investor disarankan untuk mencari saham dengan PBV yang lebih rendah daripada rata-rata PBV dalam industri sejenis.


4. Return On Equity (ROE)

Return On Equity disingkat dengan ROE. Saham dengan ROE yang tinggi, maka return saham terhadap modal dinilai tinggi. Semakin tinggi ROE, maka perusahaan tersebut semakin baik. Biasanya, investor memilih perusahaan dengan ROE yang tinggi karena perusahaan tersebut dapat mengelola modalnya sehingga menghasilkan laba besar.


Cara menganalisa ROE adalah dengan membandingkan ROE pada perusahaan dalam industri sejenis dan juga membandingkan ROE dengan periode sebelumnya. Semakin meningkat ROE, artinya perusahaan tersebut semakin bertumbuh.


5. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio atau disingkat DER adalah rasio untuk melihat berapa besar utang dibandingkan total ekuitas yang dimiliki perusahaan. Utang yang besar dapat menjadi risiko bagi suatu perusahaan. Dalam menilai kesehatan utang suatu perusahaan, berikut yang bisa dijadikan acuan dalam menganalisisnya:

  • DER > 1 berarti utang suatu perusahaan lebih besar daripada ekuitasnya.

  • DER < 1 berarti utang suatu perusahaan lebih kecil daripada ekuitasnya.

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki DER < 1. Hal ini menunjukkan utang masih dapat ditoleransi.


6. Dividend Yield (DY)

Dividend Yield (DY) atau rasio hasil dividen adalah dividen per lembar saham dibagi dengan harga saham. Rasio ini menunjukkan seberapa besar keuntungan yang dibagikan perusahaan kepada pemegang saham. Apabila suatu saham memiliki dividend yield yang tinggi, biasanya harga saham akan naik pada saat pengumuman dividen. Para investor jangka panjang sangat tertarik dengan dividend yield karena mengharapkan return yang konsisten setiap tahunnya.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:

  • EPS: Baik jika meningkat, artinya perusahaan bertumbuh (bandingkan dengan periode sebelumnya)

  • PER: Baik jika PER kecil, artinya harga murah (bandingkan dalam industri sejenis)

  • PBV: Baik jika PBV kecil, artinya harga murah (bandingkan dalam industri sejenis)

  • ROE: Baik jika meningkat, artinya perusahaan bertumbuh (bandingkan dengan periode sebelumnya)

  • DER: Baik jika DER kecil, artinya utang perusahaan masih dapat ditoleransi

  • DY: Baik jika meningkat, artinya perusahaan bertumbuh (bandingkan dengan periode sebelumnya)

Dengan melihat keenam jenis rasio keuangan ini, kini kita bisa menganalisis saham-saham global untuk investasi jangka panjang. Untuk cara investasi saham global, kamu cukup menggunakan Nanovest.io yang menjembatani kamu dengan bursa saham global seperti New York Stock Exchange (NYSE) dan Nasdaq. Selamat berinvestasi!


Comments


bottom of page